Kominfo mengakui "Salah Penangkapan" atas asrama Hoaks di Papua

Agustus 21, 2019

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menanggapi protes dari pengacara HAM Veronica Koman. Veronica memprotes setelah penangkapan Kominfo di Twitter di akunnya dan penyaringannya dengan hoaks.

Plt. Kepala Kantor Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ferdinandus Setu, mengatakan kesalahannya adalah memperlihatkan tangkapan layar. Karena pada dasarnya, bukan kata-kata Veronica yang menyebarkan informasi yang salah. Namun, akun Twitter disalahgunakan oleh beberapa akun anonim, yang menambahkan kata "penghapusan" dari akun Twitter Veronica.

"Memang, kesalahan kami adalah bahwa kami harus menangkap akun yang menggunakan kata penculikan, yang mencakup tweet Ms. Veronica," kata Ferdinandus saat dihubungi Selasa (8/20).

Dalam laporan tentang kerusuhan di Papua, Kemenkominfo hanya berisi gambar tweet asli Veronica. Kominfo tidak termasuk tangkapan layar akun anonim yang menyerap tweet Veronica tentang kata "penculikan".

"Jadi, basisnya adalah tweet dari Mbak Veronica dan kemudian penambahan kata-kata yang berkaitan dengan penculikan siswa di Papua," lanjutnya.

Dia kemudian mengakui bahwa kata-kata Veronica cocok dengan fakta, karena ada dua siswa dalam pengiriman makanan dan minuman dihentikan oleh polisi.

"Bahasa itu membantah polisi bahwa itu bukan penangkapan tetapi permintaan informasi, jadi kami taruh di tautan ini." Polisi membantah penangkapan dan penculikan ", kata Ferdinandus.

Dia menambahkan bahwa polisi juga mempertanyakan kata "penangkapan". Polisi lebih menyukai kata "mempertanyakan".

"Polisi membantah penangkapan dan penculikan, dia benar untuk meminta informasi tetapi dibebaskan setelah pengambilan informasi dilakukan, yang merupakan bahasa," katanya.

Sebelumnya, Veronica memprotes Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi setelah salah satu tweetnya digambarkan sebagai tipuan informasi yang salah.

Tweet itu berisi dugaan penangkapan dua siswa yang mengantarkan makanan ke asrama para siswa Papua di Surabaya, yang dikelilingi oleh polisi Surabaya.

"Tweet saya tidak menyebutkan bahwa kedua pengantar makanan telah diculik, tetapi telah ditangkap. Saya berbicara sesuai dengan definisi Hukum Acara Pidana. Bahkan, kedua orang menandatangani PAB. nama itu yang belum ditangkap, "kata Veronica Senin (19/8).

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informasi telah melaporkan temuan tipuan yang berjudul "Polisi Surabaya menculik dua penyampai makanan untuk siswa gentoo".

Tipuan disinformasi tipe ini berisi berita tentang dugaan penculikan dua siswa karena mengantarkan makanan kepada warga asrama mahasiswa Papua yang terkepung yang dikelilingi oleh polisi Surabaya.

Namun, Kasat Intel Polrestabes Surabaya AKBP Asmoro membantah penculikan tersebut. Dia menjelaskan bahwa polisi hanya menginterogasi dan memeriksa kedua pria itu.

Previous
Next Post »
0 Komentar